Waspada Batuk Biasa atau Gejala Bronkitis Pada Anak?

Bronkitis adalah penyakit yang menyerang bagian paru-paru, dengan demikian mengakibatkan ada gangguan di sistem pernapasan seseorang. Gejala penyakit ini sendiri memang sekilas serupa batuk biasa saja. Maka dari itu sebagai orang tua memang sebaiknya Anda harus waspada ketika buah hati mulai mengalami batuk. Kenali batuk yang dialami anak serta segera periksakan ke dokter jika Anda sendiri mencurigai adanya gejala bronkitis pada anak. Ada sejumlah gejala dari penyakit bronkitis yang cukup jelas membedakannya dengan gejala dari batuk biasa. Gejala tersebut dapat Anda simak dalam pembahasan dibawah ini.

Batuk berdahak berdarah

Gejala batuk yang berdahak disertai dengan adanya percikan darah memang ada dua kemungkinan. Hal pertama yaitu akibat adanya luka pada bagian tenggorokan atau justru paru-paru. Dimana kedua kemungkinan tersebut sama berbahayanya jika tidak segera Anda tangani. Sehingga akan jauh lebih baik jika Anda segera melakukan konsultasi gejala anak Anda ke dokter jika memang buah hati Anda mengalami gejala-gejala tersebut.

Batuk lebih dari 3 minggu

Kondisi batuk yang bertahan hingga melebihi waktu 3 minggu juga patut diwaspadai sebagai gejala bronkitis anak. Pasalnya batuk ringan umumnya hanya bertahan 1-2 minggu. Jika setelah waktu tiga minggu gejala batuk yang menyerang anak belum juga mereda, bahkan setelah Anda beri obat. Anda harus segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut, baik ke klinik maupun rumah sakit. Hal ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan anak Anda. Terutama jika Anda sendiri curiga gejala di dalam kurun waktu batuk tersebut indikasi bronkitis.

Batuk disertai kelelahan tubuh

Selain batuk, gejala bronkitis pada anak lainnya yang cukup mudah dikenali adalah munculnya rasa lelah pada tubuh anak yang berlebihan. Pada anak-anak yang sehari-hari selalu hiperaktif, gejala ini cukup mudah dikenali karena adanya perubahan secara drastis dari kebiasaan aktivitas anak. Secara umum badan anak akan menjadi cenderung lebih lemas dan lelah. Tentunya ini akan menyebabkan anak memilih menghabiskan waktunya dengan beristirahat dan berbaring dibandingkan beraktivitas.

sumber artikel lebih lengkap bisa anda cek disini.